Macau, tempat yang dikenal dengan gemerlap kasino dan hiburan malam yang menggoda, kini terdampar dalam keheningan. Tidak ada kerumunan wisatawan yang memadati jalan-jalan, tidak ada suara riuh dari mesin slot yang menggema di kasino-kasino megah. Tidak ada Macau, sebuah realita yang sulit dipercaya bagi siapa pun yang pernah mengunjungi destinasi wisata yang populer ini.
Dampak dari tidak adanya Macau ini tentu tak hanya dirasakan oleh negara tersebut, namun juga berimbas pada industri pariwisata di berbagai negara, termasuk Indonesia. Sebagai salah satu destinasi favorit bagi wisatawan Indonesia, Macau yang sekarang sepi tentu membuat para pelancong merasa kecewa.
Menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia, Sandiaga Uno, tidak adanya Macau dapat berdampak negatif bagi industri pariwisata Tanah Air. “Macau merupakan salah satu destinasi utama bagi wisatawan Indonesia yang menyukai hiburan kasino dan pertunjukan malam. Ketika tidak ada Macau, tentu akan ada penurunan jumlah wisatawan yang berkunjung ke sana, dan hal ini akan berdampak pada pendapatan dari sektor pariwisata di Indonesia,” ujar Sandiaga Uno.
Implikasi dari tidak adanya Macau juga dirasakan oleh pelaku usaha pariwisata di Indonesia, terutama agen perjalanan dan maskapai penerbangan. Menurunnya minat wisatawan untuk mengunjungi Macau berarti berkurangnya pemasukan dari penjualan paket wisata ke destinasi tersebut. Hal ini juga dapat berdampak pada tingkat hunian hotel di Indonesia, yang biasanya diisi oleh wisatawan yang sedang transit atau berlibur sebelum atau sesudah mengunjungi Macau.
Di sisi lain, ada juga pandangan positif terkait tidak adanya Macau. Menurut Didi Manullang, seorang pakar pariwisata, hal ini dapat menjadi momentum bagi Indonesia untuk lebih mempromosikan destinasi pariwisata lokal. “Dengan tidak adanya Macau sebagai pilihan utama, wisatawan Indonesia dapat mulai melirik destinasi wisata di dalam negeri yang tidak kalah menariknya. Ini adalah kesempatan bagi Indonesia untuk meningkatkan promosi pariwisata domestik dan mengembangkan destinasi wisata yang masih belum terlalu terkenal,” ungkap Didi Manullang.
Meskipun tidak adanya Macau dapat memberikan dampak negatif bagi pariwisata Indonesia, namun hal ini juga dapat menjadi peluang bagi pengembangan industri pariwisata dalam negeri. Penting bagi pemerintah dan pelaku usaha pariwisata untuk menjalin kerja sama dalam mengatasi tantangan yang muncul akibat tidak adanya Macau, serta memanfaatkan peluang yang ada untuk mengembangkan destinasi pariwisata Indonesia.